Tuesday, November 15, 2005

Bila Hati Tak Sebening Embun

Mungkin saja kawanku memahami bahwa bimbang menghampiriku, kalut menyelimuti pikiranku, gundah mendekapku, dan gulana menyergapku. Ketika saat itu kusapa dia sembari bertanya tentang satu dan banyak hal kepadanya. Tentang panas yang menggerahkan rasa, tentang dingin yang membekukan suasana, tentang cinta yang tidak membiaskan makna, dan tentang banyak hal yang tidak mungkin kutuangkan semua. Lalu dia pun menuliskan:

"Dan kelak, di saat begitu banyak jalan terbentang di hadapanmu dan kau tak tahu jalan mana yang harus kauambil, janganlah memilihnya dengan asal saja, tetapi duduklah dan tunggulan sesaat. Tariklah napas dalam-dalam, dengan penuh kepercayaan, seperti saat kau bernapas di hari pertamamu di dunia ini. Jangan biarkan apa pun mengalihkan perhatianmu, tunggulah dan tunggulah lebih lama lagi. Berdiam dirilah, tetap hening, dan dengarkanlah hatimu. Lalu, ketika hati itu bicara, beranjaklah, dan pergilah ke mana hati membawamu...”.